Tidak asing lagi di
telinga kita bila seseorang menyebutkan kata perguruan tinggi. Bisa di katakan hampir
semua kalangan mengetahui apa itu perguruan tinggi. Karena hampir seluruh para
murid lulusan sekolah menengah memusatkan perhatiannya kepada perguruan tinggi untuk
menjadi “impian terakhir”, walaupun tidak 100% seluruhnya berminat namun survey
membuktikan hampir seluruh murid lulusan
sekolah menengah berminat untuk menjadi ” penghuni” salah satu perguruan tinggi. Namun yang menonjol tetap
lebih tinggi yang berminat dari pada yg tidak berminat. Ini di karenakan
tuntutan zaman juga yang semakin berkembang dan hampir seluruh yang mengusai dunia
kerja adalah lulusan dari perguruan tinggi, karena pada umumnya basic dan skill
dari tamatan perguruan tinggi lebih baik di banding dengan yang tidak lulusan
perguruan tinggi. Namun itu semua kembali lagi kepada diri kita sendiri, karena
tidak menjadi jaminan juga bahwa lulusan perguruan tinggi itu lebih baik dari
pada yang tidak lulusan perguruan tinggi dan tidak selamanya lulusan perguruan
tinggi itu langsung mendapatkan pekerjaan. Karena ada kriteria-kriteria
tertentu untuk menjadi lulusan “primadona” di perguruan tinggi. Salah satunya adalah
IPK (Indeks Prestasi Komulatif) karena untuk bisa terjun ke dunia kerja IPK ini
menjadi sorotan sekaligus bukti langsung bagaimana pembelajarannya selama di
perguruan tinggi itu.
Ada srategi khusus untuk
mencapai IPK yang kita idamkan. Salah satunya adalah dengan cara pembelajaran
kita di perguruan tinggi itu. Dengan strategi belajar yang baik dan ulet,
pastilah kita akan mendapatkanIPK yang di inginkan pula.
Mengapa strategi
belajar ini sangat diperlukan? Karena jika seseorang ingin mencapai suatu hal berakhir
dengan baik, pastilah Ia harus membuat strategi dan perencanaan dahulu agar apa
hal yang di inginkan itu tercapai dengan tepat dan sesuai keinginan. Begitu
pula sebaliknya jika menginginkan suatu hal berakhir dengan baik namun tak ada
perencanaan dan strategi, maka pastilah tidak berakhir sesuai dengan harapan.
Lalu mengapa pula strategi belajar ini lebih di condongkan saat menjadi “penghuni”
di perguruan tinggi? Ini disebabkan karena perguruan tinggi merupakan “penentu”
terakhir dari kewajiban pendidikan formal kita dan cara pembelajaran ketika di
sekolah menengah dulu dan ketika di perguruan tinggi itu sangatlah berbeda. Itu
terlihat dari buku paket yang di gunakan, cara pembelajarannya yang lebih
singkat ketika di perguruan tinggi di banding ketika di sekolah menengah dulu. Saat
di sekolah menengah, cara pembelajarannya selalu di jelaskan seluruhnya ketika
guru mengajar, sedangkan ketika di perguruan tinggi hampir tidak semua materi di
jelaskan oleh dosen saat menerangkan di depan. Lalu pembeda yang lainya yaitu
pada buku paketnya, ketika di sekolah menegah buku paket untuk bahan pembelajaran
itu hanyalah satu pengarang saja, sedangkan saat di perguruan tinggi itu buku
paketnya bisa lebih dari satu pengarang, dan masih ada beberapa lagi yang
membedakan. Untuk itu strategi belajar saat di perguruan tinggi itu di perlukan
guna untuk mencapai keinginan hasil akhir yang sesuai dengan keinginan.
Berikut ini bagaimana
strategi belajar saat di perguruan tinggi:
- · Mendengarkan dosen saat menjelaskan.
Mendengarkan ini merupakan
hal yang paling sudah basi di katakan. Mengapa? Karena ketika di sekolah dasar
dulupun ini selalu di katakan oleh guru bahkan oleh orangtua kita sendiri. Karena
faktanya memang dengan kita mendengarkansetiap yang di jelaskan, pasti kita
akan dapat mengerti dan memahami setiap materi yang di ajarkan oleh dosen. Asal
saja kita mau mendengar, pasti sudah ada nilai plus untuk memori kita, karena
ini salah satu faktor paling pokok agar memory kita tidak “tersesat”.
- · Duduk di kursi depan
Usahakan saat dosen
menjelaskan, kita duduk di depan. Karena dengan duduk di depan, maka akan
terhindara dari “godaan-godaan”. Duduk di kursi depan juga merupakan strategi
yang paling bagus. Mengapa? Karena selain kita akan selalu berpusat ketika dosen
menjelaskan, juga kita akan mendapat kepuasaan tersendiri jikalau kita memahami
semua materi yang di jelaskan dosen.
- · Catatan sesuai dengan kata-kata sendiri
Alangkah baiknya kalau
catatan kita itu sesuai dengan pemahaman kita sendiri saat dosen menjelaskan. Karena
dengan kita sendiri memahami catatan kita sendiri, maka kita tidak akan bingung
saat membaca ulang lagi catatan kita.
- · Selalu mencatat hal-hal penting yang di jelaskan dosen
Seringkali saat dosen
menjelaskan, para mahasiswa kurang memperhatikan apa yang di jelaskan dosen
tersebut. Karena apa yang di jelaskan dosen tersebut sudah ada dalam buku paket/bahan
materi. Tapi taukah, terkadang dosen menjelaskan juga dengan hal-hal di luar
buku namun itu penting juga untuk penambahan materi yang kurang lengkap dalam
materi tersebut.
- · Aktif saat pembelajaran dan diskusi
Ada saatnya kita diam
dan aktif saat pembelajaran di kampus. Saat dosen menjelaskan, janganlah pula
kita aktif dengan diri kita sendiri dan orang di samping kita. Semua ada
saatnya. Sudah layaknyalah kita mengetahui kapan kita aktif dan diam.
- · Mengadakan kelompok belajar
Dengan adanya ini, kita
saling membantu satu dengan yang lainnya. Dengan adanya ini juga kita bisa
selalu menanyakan hal yang tidak di mengerti pada yang lebih mengerti. Dengan ini
juga kita bisa saling mengulang plus mengingat pelajaran sebelumnya.
- · Tidak berpusat pada satu pengarang buku saja
Mempunyai satu buku
pengarang boleh-boleh saja, namun alangkah baiknya jika kita tidak berpusat
pada satu pengarang buku saja, karena ada saja buku dengan materi yang kurang lengkap dan meteri
yang lengkap tersebut ada pada pengarang yang lain pula, jadi saling
melengkapi.
- · Mencatat tugas-tugas yang akan di kerjakan
Dengan ini, pasti kita
tidak akan lupa apa-apa saja tugas yang di berikan oleh dosen.
- · Selalu hadir ketika jadwal kuliah
Kehadiran merupakan hal
yang paling utama juga. Karena dengan kehadiran kita saat jadwal kuliah, sudah
menambah materi yang baru lagi dan penjelasan yang langsung dari dosen.
- · Menjaga stamina tubuh
Ini juga sangat penting
lohh.. seringsekali mahasiswa kurang memperhatikan stamina tubuhnya. Jikalau tubuh
kita tidak fit, maka ini pengaruh juga dengan keinginan untuk belajar kita yang
berkurang semangatnya ketika keadaan tubuh tidak terganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar